Hari ini aku beteeeee bete sebete betenya... Itu semua di karenakan ulah Pak RT dengan Pak Lurah. Edisi hari ini aku mau curhattttt
Gimana enggak jengkel coba, tanamanku di potong habis semalem. Gara-gara sisi samping kanan kiri jalan desa yang beraspal di beri semen semua.
Sebelum aku bercerita tentang kekesalanku hari ini, aku mau cerita dulu tentang cerita yang sama sewaktu masih SD.
Dulu kurang lebih ketika aku masih duduk di bangku kelas 5 SD, saat itu aku mendapat bibit bunga matahari dari temen sekelasku. Penanaman pertama berhasil hingga berbunga, Akan tetapi pada saat aku melakukan penanaman kedua dengan bibit yang lumayan banyak, karena dapat dari penanaman bibit kedua. Penanaman bunga matahari hingga berbunga kurang lebih memakan waktu 6 bulan. Kala itu bunga matahariku sudah menunjukkan kuncup-kuncup bunganya, mungkin kurang dari seminggu bunga matahariku akan mekar. Tetapi hal itu tidak pernah terjadi. Minggu pagi di desaku diadakan semacam istighosah akbar, namanya dzikir ghofilin, yang datang dari mana saja bebas yang penting memakai pakaian baju takwa berwarna putih.
Nah kebetulan teras rumahku di jadikan tempat menaruh makanan untuk di bawa pulang para jama'ah. Dan mimpi buruk itupun terjadi, pada saat pembagian makanan, para jama'ah istighosah dengan brutalnya menyerbu teras rumahku sambil mengeluarkan tas kresek merah besar -_- selain itu bunga matahari yang telah menguncup tinggal menghitung hari utuk mekar mereka injak-injak tanpa perduli nasib mereka. gila kan orang-orang itu. Usai berdoa, berdzikir pulangnya bukan menjadi pribadi yang baik, tetapi menjadi orang yang brutal untuk berebut makanan -_- :3 Sejak saat itu aku benci banget ngeliat perkumpulan-perkumpulan gitu, apalagi orang-orang yang menginjak tanaman ku hingga rusak berat. Ya hari itu tanaman bunga matahariku rusak dan mati. Dan aku sampai menangis hingga 2 hari + mogok makan. (Sedikit gila ya aku, ngalah-ngalahin putus cinta aj)
Aku memang sedih banget saat melihat tanamanku harus di potong habis, apalagi jika tidak ad generasi penerusnya. Rasanya dunia ini enggak adil terhadap mereka. Pernah aku juga marah pada Ibuku karna memotong bungaku begitu saja. Dan aku sampai tidak bertegur sapa hanya karena bungaku di potong.
Pernah juga aku marah-marah karena buah strawberryku di makan oleh anak SD. Kebetulan rumahku berada di samping sekolah SDN sumbersuko I, Jujur y aku jengkel banget ama guru-guru di sana. Bayangin jalan di samping rumah ketika rumput sudah lebat dan bertebaran di mana-mana tidak pernah sekalioun tukang kebun atau guru-guru di sana ikut kerja bakti atau membersihkan rumput-rumput liar. Karna rumahku berada di sampingnya ya mau nggak mau aku dan anggota keluargaku membersihkan rumput-rumput disana. Ceritanya sudah bersih dari rumput dan aku ganti dengan tanaman Tahi kotok yang selain berguna sebagai tanaman obat juga sebagai pengusir nyamuk. Kan lumayan tuh, apalagi lingkungan sekolah, biar nggak ada nyamuk. Dan singkat cerita, bunga itu sudah tumbuh besar dan akan berbunga, tahu apa yang terjadi? tukang kebun beserta guru olahraga juga murid-muridnya mencabuti bunga-bunga itu. Gimana aku nggak geram coba, kemana saja ketika rumput liar bertebaran dan numbuh di mana-mana. Apa mereka nggak bisa membedakan antara rumput dan bunga. Rasanya pengen ku maki-maki tuh guru beserta murid-muridnya. Dan Kejadian itu juga nggak cuma sekali, sudah berkali-kali sampai aku capek sendiri.
Ada lagi yang membuatku kesal. Saat itu wali kelas V atau VI aku lupa kalau bukan Bu Win ya Bu Lilik Pokoknya(Biar deh aku sebut merk) mereka menyuruh anak didiknya untuk membawa bunga dari Rumah ingat y dari Rumah. tau apa yang terjadi beberapa siswa tidak membawa dan malah mereka mengambil bunga di rumahku tanpa izin. Gimana aku nggak beteh coba. Aku sih nggak masalah mereka mau mengambil bunga yang ada di rumah, tapi cara mereka itu yang nggak bener. Aku nggak suka mereka main ambil saja tanaman di rumah tanpa izin yang punya dan itu nggak cuma sekali dua kali sering juga. Ini nih resiko punya rumah deket sekolah SD. Rumah jadi banyak tumpukan sampah makanan sanak SD, belum lagi banyak yang main di teras rumah tanpa melepas sepatunya. Padahal jaman ketika aku masih bersekolah SD dulu nggak gitu deh, ketika kita mau bermain di tersa rumah orang aku dan teman-teman pasti lepas sepatu, nah ini.
Ok aku balik cerita kejadian semalam, ceritanya bermula dari pak RT yang tidak bertamu baik-baik meminta sumbangan berupa semen 2 sak. Alasannya karena rumahku besar sehingga untuk menyemen jalan di samping kanan kiri aspal membutuhkan banyak semen. Otomatis Ibuku marah dong, gimana enggak, semuanya di minta sumbangan semen 1 sak saja, nah kenapa keluargaku dapat sumbangan banyak. Lagipula juga tidak ada musyawarah sama sekali. Meminta sumbangan juga tidak masuk rumah. Orang pasti akan bete dong dengan tingkah pak RT seperti itu. Kalau di suruh memilih untuk menyumbang atau tidak, ya keluargaku tak maulah jalan di semen. Kan nggak ada resapan, selain itu juga di sisi samping rumah juga banyak tanaman yang telah di tanam oleh keluargaku, termasuk aku yang sudah menyemai bibit bayam merah. Tidak cuma itu di sana juga banyak bumbu-bumbu dapur yang biasanya tetangga juga minta. Ini makah mau di tebang habis semua. Dunia ini sudah panas pak, jangan di tambah panasi hati ini dengan kebencian woi... :3
Semalam aku nangis gara-gara ini, kelihatannya memang gila, tapi bagiku tanaman yang di tanam penuh dengan cinta dan kasih sayang mereka akan tumbuh dengan besar. dan aku sayang dengan pohon-pohon yang ada dirumah. Mereka berjasa besar memberiku oksigen untuk bernafas, sebagai pendingin alami. Tapi memang sebagian orang tidak mau berterima kasih atas jasa-jasa mereka. Nih nasib salah satu tanamanku yang di buang semena-mena oleh pak RT dan yang lainnya. :'(
Dan berakhir seperti ini
Disni dulu hijau banget banyak tanamannya, sekarang jadi gersang. Dan aku nggak suka melihatnya. :( Dulu halaman rumahku itu jauh lebih hijau dari sekarang. Aku masih ingat ada pohon kaktus besar yang ketika berbuah bisa di makan selain itu ada kolam ikannya yang berbentuk kapal dan di hiasi lampu warna-warni. Jadi setiap malam bisa melihat kerlap-kerlip lampu.Dan dikeliling kolam banyak bunga hias yang dapat dipotong dan dibentuk sesuai dengan keinginan. Namun setelah itu halaman kecil itu di plester dan kolam ikan di rusak oleh ayah. Sehingga menyisahkan halaman tanah di luar pagar rumah dan di samping rumah. Kala itu aku juga nangis karna nggak bisa melihat kolam ikanku lagi :( . Dan Semalaman itu juga aku menangis lagi, mungkin beberapa bulan lagi aku bakalan nangis lagi. Anda tahu kenapa? sebentar lagi ada proyek jalan alternatif dari pasuruan ke Batu, Rumahku udah kena, sawah lahan produktif juga udah kena jalan TOL. Kenapa sih mereka tidak berfikir, ketika lahan masih produktif, kenapa harus di gusur dan di ganti dengan pembangunan jalan TOL. Bukankah itu hanya menguntungkan orang-orang kaya saja?
Ini adalah pohon kelengkeng, peninggalan dari Almarhum Kakek. Kata Ibu Pohon itu sudah ada sejak dia kecil. Jadi Usianya ya mungkin sudah setengah abad, di pohon ini aku punya memori manis bersama kakek. Dulu aku sering manjat pohon ini, trus kakek pasti ngomel-ngomel di sambung dengan cerita jaman penjajahan. Waktu itu aku masih TK, jadi nggak ingat pasti apa yang di katakan oleh kakek yang jelas ada kata penjajahannya.
Pohon warisan, yang aku tempeli bunga anggrek juga, sebentar lagi kamu akan pergi :'( Hyiaaaahhhhh
Gimana enggak jengkel coba, tanamanku di potong habis semalem. Gara-gara sisi samping kanan kiri jalan desa yang beraspal di beri semen semua.
Sebelum aku bercerita tentang kekesalanku hari ini, aku mau cerita dulu tentang cerita yang sama sewaktu masih SD.
Dulu kurang lebih ketika aku masih duduk di bangku kelas 5 SD, saat itu aku mendapat bibit bunga matahari dari temen sekelasku. Penanaman pertama berhasil hingga berbunga, Akan tetapi pada saat aku melakukan penanaman kedua dengan bibit yang lumayan banyak, karena dapat dari penanaman bibit kedua. Penanaman bunga matahari hingga berbunga kurang lebih memakan waktu 6 bulan. Kala itu bunga matahariku sudah menunjukkan kuncup-kuncup bunganya, mungkin kurang dari seminggu bunga matahariku akan mekar. Tetapi hal itu tidak pernah terjadi. Minggu pagi di desaku diadakan semacam istighosah akbar, namanya dzikir ghofilin, yang datang dari mana saja bebas yang penting memakai pakaian baju takwa berwarna putih.
Nah kebetulan teras rumahku di jadikan tempat menaruh makanan untuk di bawa pulang para jama'ah. Dan mimpi buruk itupun terjadi, pada saat pembagian makanan, para jama'ah istighosah dengan brutalnya menyerbu teras rumahku sambil mengeluarkan tas kresek merah besar -_- selain itu bunga matahari yang telah menguncup tinggal menghitung hari utuk mekar mereka injak-injak tanpa perduli nasib mereka. gila kan orang-orang itu. Usai berdoa, berdzikir pulangnya bukan menjadi pribadi yang baik, tetapi menjadi orang yang brutal untuk berebut makanan -_- :3 Sejak saat itu aku benci banget ngeliat perkumpulan-perkumpulan gitu, apalagi orang-orang yang menginjak tanaman ku hingga rusak berat. Ya hari itu tanaman bunga matahariku rusak dan mati. Dan aku sampai menangis hingga 2 hari + mogok makan. (Sedikit gila ya aku, ngalah-ngalahin putus cinta aj)
Aku memang sedih banget saat melihat tanamanku harus di potong habis, apalagi jika tidak ad generasi penerusnya. Rasanya dunia ini enggak adil terhadap mereka. Pernah aku juga marah pada Ibuku karna memotong bungaku begitu saja. Dan aku sampai tidak bertegur sapa hanya karena bungaku di potong.
Pernah juga aku marah-marah karena buah strawberryku di makan oleh anak SD. Kebetulan rumahku berada di samping sekolah SDN sumbersuko I, Jujur y aku jengkel banget ama guru-guru di sana. Bayangin jalan di samping rumah ketika rumput sudah lebat dan bertebaran di mana-mana tidak pernah sekalioun tukang kebun atau guru-guru di sana ikut kerja bakti atau membersihkan rumput-rumput liar. Karna rumahku berada di sampingnya ya mau nggak mau aku dan anggota keluargaku membersihkan rumput-rumput disana. Ceritanya sudah bersih dari rumput dan aku ganti dengan tanaman Tahi kotok yang selain berguna sebagai tanaman obat juga sebagai pengusir nyamuk. Kan lumayan tuh, apalagi lingkungan sekolah, biar nggak ada nyamuk. Dan singkat cerita, bunga itu sudah tumbuh besar dan akan berbunga, tahu apa yang terjadi? tukang kebun beserta guru olahraga juga murid-muridnya mencabuti bunga-bunga itu. Gimana aku nggak geram coba, kemana saja ketika rumput liar bertebaran dan numbuh di mana-mana. Apa mereka nggak bisa membedakan antara rumput dan bunga. Rasanya pengen ku maki-maki tuh guru beserta murid-muridnya. Dan Kejadian itu juga nggak cuma sekali, sudah berkali-kali sampai aku capek sendiri.
Ada lagi yang membuatku kesal. Saat itu wali kelas V atau VI aku lupa kalau bukan Bu Win ya Bu Lilik Pokoknya(Biar deh aku sebut merk) mereka menyuruh anak didiknya untuk membawa bunga dari Rumah ingat y dari Rumah. tau apa yang terjadi beberapa siswa tidak membawa dan malah mereka mengambil bunga di rumahku tanpa izin. Gimana aku nggak beteh coba. Aku sih nggak masalah mereka mau mengambil bunga yang ada di rumah, tapi cara mereka itu yang nggak bener. Aku nggak suka mereka main ambil saja tanaman di rumah tanpa izin yang punya dan itu nggak cuma sekali dua kali sering juga. Ini nih resiko punya rumah deket sekolah SD. Rumah jadi banyak tumpukan sampah makanan sanak SD, belum lagi banyak yang main di teras rumah tanpa melepas sepatunya. Padahal jaman ketika aku masih bersekolah SD dulu nggak gitu deh, ketika kita mau bermain di tersa rumah orang aku dan teman-teman pasti lepas sepatu, nah ini.
Ok aku balik cerita kejadian semalam, ceritanya bermula dari pak RT yang tidak bertamu baik-baik meminta sumbangan berupa semen 2 sak. Alasannya karena rumahku besar sehingga untuk menyemen jalan di samping kanan kiri aspal membutuhkan banyak semen. Otomatis Ibuku marah dong, gimana enggak, semuanya di minta sumbangan semen 1 sak saja, nah kenapa keluargaku dapat sumbangan banyak. Lagipula juga tidak ada musyawarah sama sekali. Meminta sumbangan juga tidak masuk rumah. Orang pasti akan bete dong dengan tingkah pak RT seperti itu. Kalau di suruh memilih untuk menyumbang atau tidak, ya keluargaku tak maulah jalan di semen. Kan nggak ada resapan, selain itu juga di sisi samping rumah juga banyak tanaman yang telah di tanam oleh keluargaku, termasuk aku yang sudah menyemai bibit bayam merah. Tidak cuma itu di sana juga banyak bumbu-bumbu dapur yang biasanya tetangga juga minta. Ini makah mau di tebang habis semua. Dunia ini sudah panas pak, jangan di tambah panasi hati ini dengan kebencian woi... :3
Semalam aku nangis gara-gara ini, kelihatannya memang gila, tapi bagiku tanaman yang di tanam penuh dengan cinta dan kasih sayang mereka akan tumbuh dengan besar. dan aku sayang dengan pohon-pohon yang ada dirumah. Mereka berjasa besar memberiku oksigen untuk bernafas, sebagai pendingin alami. Tapi memang sebagian orang tidak mau berterima kasih atas jasa-jasa mereka. Nih nasib salah satu tanamanku yang di buang semena-mena oleh pak RT dan yang lainnya. :'(
Dan berakhir seperti ini
Disni dulu hijau banget banyak tanamannya, sekarang jadi gersang. Dan aku nggak suka melihatnya. :( Dulu halaman rumahku itu jauh lebih hijau dari sekarang. Aku masih ingat ada pohon kaktus besar yang ketika berbuah bisa di makan selain itu ada kolam ikannya yang berbentuk kapal dan di hiasi lampu warna-warni. Jadi setiap malam bisa melihat kerlap-kerlip lampu.Dan dikeliling kolam banyak bunga hias yang dapat dipotong dan dibentuk sesuai dengan keinginan. Namun setelah itu halaman kecil itu di plester dan kolam ikan di rusak oleh ayah. Sehingga menyisahkan halaman tanah di luar pagar rumah dan di samping rumah. Kala itu aku juga nangis karna nggak bisa melihat kolam ikanku lagi :( . Dan Semalaman itu juga aku menangis lagi, mungkin beberapa bulan lagi aku bakalan nangis lagi. Anda tahu kenapa? sebentar lagi ada proyek jalan alternatif dari pasuruan ke Batu, Rumahku udah kena, sawah lahan produktif juga udah kena jalan TOL. Kenapa sih mereka tidak berfikir, ketika lahan masih produktif, kenapa harus di gusur dan di ganti dengan pembangunan jalan TOL. Bukankah itu hanya menguntungkan orang-orang kaya saja?
Ini adalah pohon kelengkeng, peninggalan dari Almarhum Kakek. Kata Ibu Pohon itu sudah ada sejak dia kecil. Jadi Usianya ya mungkin sudah setengah abad, di pohon ini aku punya memori manis bersama kakek. Dulu aku sering manjat pohon ini, trus kakek pasti ngomel-ngomel di sambung dengan cerita jaman penjajahan. Waktu itu aku masih TK, jadi nggak ingat pasti apa yang di katakan oleh kakek yang jelas ada kata penjajahannya.
Pohon warisan, yang aku tempeli bunga anggrek juga, sebentar lagi kamu akan pergi :'( Hyiaaaahhhhh
Kek, maafin aku ya, nggak bisa menjaga pohon warisanmu ini. Padahal kalau aku sudah menikah aku maunya tinggal di rumah ini sampe kakek nenek. Trus mewarisi pohon kelengkeng ini lagi buat anak cucuku (hahaha nikah aja belom non :)) Dan entah bunga anggrekku harus aku pindah kemana lagi. Dia sepertinya sudah PW di pohon kelengkeng itu. Tahun lalu dia berbunga sekitar 30 tangkai anggrek. Dan bau harum anggrek itu bisa bertahan sampai seminggu lebih. Aku suka banget mencium bau harum anggrekku. Dan entah apa tahun epan atau tahun depannya lagi aku masih bisa menikmati buah kelengkeng peninggalan kakek serta mencium harum aroma bunga anggrekku itu.
AKu sayang kalian,,, bungaku sayang, bungaku malang :(
thanks
BalasHapus